Senin, 22 Februari 2010

TERAPI LATIHAN

Definisi :
Dikemukakan oleh Gardiner tahun 1964 :
Exercise therapy is means of accelerating the patient is from injuries and disease which have altered his normal way living.
Artinya : terapi latihan adalah suatu cara mempercepat penyembuhan dari suatu injuri/penyakit tertentu yang pernah mengubah cara hidupnya yang normal.
Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan dalam fisioterapi yang dalam pelaksanaanya mengunakan latihan – latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif.
Terapi latihan adalah suatu usaha untuk mempercepat penyembuhan dari suatu injury atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidupnya yang normal.

Tujuan terapi latihan :
1.Memajukan aktifitas penderita dimana dan bilamana perlu.
2.Memperbaiki otot-otot yang tidak efisien dan memperoleh kembali jarak gerak sendi yang normal tanpa memperlambat usaha mencapai gerakkan yang berfungsi dan efisien.
3.Memajukan kemampuan penderita yang telah ada untuk dapat melakukan gerakan-gerakan yang berfungsi serta bertujuan, sehingga dapat mengembalikan ke aktifitas normal.
Adapun tujuan dari terapi latihan adalah mencegah gangguan fungsi, mengembangkan, memperbaiki, mengembalikan dan memelihara :
1.Kekuatan otot.
2.Daya tahan dan kebugaran kardiovaskuler.
3.Mobility dan flexibility
4.Stabilitas
5.Rileksasi
6.Koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.

Setelah melalu proses komprehensif tujuan terapi latihan berguna untuk :
1.Indentifikasi problem pasien.
2.Keterbatasan fungsi.
3.Jenis gangguan.
4.Kemungkinan timbulnya kecacatan.
Adapun tehnik terapi latihan dan gerakan yang dipergunakan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Aktive movement :
Voluntary movement : 1. Assisted active movement.
2. Free active movement.
3. Assisted-resisted active movement.
4. Resisted active movement.
Involuntary movement : misalnya reflek.
2. Pasive movement :
1.Relaxed passive movement.
2.Forced passive movement.
3.Manipulative passive movement.














GERAKAN PASIF ( PASIVE MOVEMENT )


A. RELAXED PASIVE MOVEMENT ( RPM )
1.Tehnik RPM :
a.Rileksasi
Sebelum melakukan gerakan sendi diusahakan agar otot-otot disekitar sendi yang akan digerakkan dalam keadaan rileks, dengan cara :
b.Starting posisi yang betul.
Diberikan heating/pemanasan, mis : IR, SWD, paraffin dll.
Massage.
c.Fiksasi
Anggota yang digerakkan bagian proksimal harus duifiksasi dengan betul agar terjadi gerakan yang benar.
d.Support
Bagian yang digerakkan harus mendapatkan penyanggaan yang sempurna.
e.Traksi/tarikan :
Sebelum dan sesudah sendi digerakkan sebaiknya sendi dilakukan penarikan terlebih dahulu.
Tujuan : mencegah pergeseran pembentuk sendi.
f.Lingkup Gerak Seendi ( LGS )
Dilakukan dengan LGS penuh sampai batas gerak sendi. Untuk mempertahankan LGS dilakukan 2 x sehari 6 kali.
Kecepatan dan lama gerakkan
Kecepatan tergantung tujuanya.
Untuk memperoleh rileksasi kecepatan lambat dan teratur.
Untuk memperlancar sirkulasi darah kecepatan cepat, teratur dan berulang ulang.



2.Efek dan kegunaan RPM :
1. Mencegah proses perlengketan jaringan untuk memelihara kebebasan gerak sendi.
2.Mendidik kembali pola gerakan dengan stimulasi pada propioceptor.
3.Memelihara skstensibilitas otot dan mencegah pemendekan otot.
4.Memeperbaiki/memperlancar sirkulasi darah/limfe.
5.Rileksasi.

B.FORCED PASIVE MOVEMENT ( FPM )
1.Teknik FPM
Penekana yang kuat dan tiba-tiba, ini kurang begitu bagus karena bias terjadi robekan sendi.
Penarikan yang mampu dan menetap.
2.Efek dan kegunaan :
Membebeskan perlengketan jaringan.
Mencegah pemendekan struktur sekitar sendi.

C.MANIPULATING PASIVE MOVEMENT
Biasanya dilakukan oleh seorang dokter anastesi kemudian sendi digerakkan.












GERAKAN AKTIF ( ACTIVE MOVEMENT )

Terrdiri dari 2 tipe :
1. VOLUNTARY MOVEMENT
Yaitu gerakan yang disadari, terkontrol dan terkoordinir.
Tipe gerakan :
1. FREE EXERCISE
Yaitu bentuk latihan dimana gerakan yang terjadi akibat kontraksi otot yang bersangkutan tanpa pengaruh dari luar. Nilai otot minimal 3.
Klasifikasi :
a.Lokal exercise
Ditujukan untuk mendapatkan efek lokal  mobilisasi sendi tertentu atau penguatan grup otot tertentu.
b.General exercise
Ditujukan untuk meningkatkan kebugaran, melibatkan banyak sendi dan grup- grup otot  efek yang luas.
Sifat latihan :
a.Subyektive exercise
Gerakan dilakukan dalam LGS penuh ( Full ROM ) dan meliputi satu atau banyak sendi.
Perhatian penderita dipusatkan untuk terselenggaranya gerakan yang baik dan ketepatan penyelenggaraan gerakan.
b.Obyektive exercise
Latihan tidak ditujukan pada pembentukan gerakkan, tetapi pada suatu obyek tertentu.
Teknik :
a.Starting position, terdiri dari :
1.Non Weight Bearing ( NWB )
2.Partial Weight Bearing ( PWB )
3.Full Weight Bearing ( FWB )

b.Instruksi/aba-aba :
Harus jelas, tegas  sehingga pasien mampu untuk mengerjakannya.
c.Kecepatan dan durasi :
Tergantung dan tujuannya.
Keuntungan :
a.Bisa dilakukan sendiri oleh penderita.
b.Akan menimbulkan kepercayaan diri si penderita, bahwa sudah bisa bergerak.
Kerugian :
Bila kekuatan otot tak seimbang akan menyebabkan suatu gerakan yang tidak terkoordinir dengan baik
Efek dan kegunaan :
1.Dapat menghasilkan rileksasi
penurunan otot “Resiprox inhibisi”
2.Mobilisasi sendi
gerakan yang berulang-ulang dengan LGS yang penuh maka mobilisasi sendi dapat teratasi.
3.Kekuatan dan daya tahan otot.
4.Koordinasi system neuromuscular.
5.Kepercayaan penderita.
6.Sistem cardiorespirasi dan vaskuler.

2. ASSISTED EXERCISE
Yaitu bentuk latihan dimana gerakan yang terjadi akibat kontraksi otot yang bersangkutan dan mendapat bantuan dari luar. Apabila kerja otot tidak cukup kuat untuk melakukan suatu gerakan maka diperlukan kekuatan dari luar. Kekuatan tersebut harus diberikan dengan arah yang sesuai dengan kerja otot.
1.Starting position
2.Bentuk dan gerakan, harus betul-betul dikuasai penderita  arah gerakanya dapat menuju sasaran yang diperlukan.
3.Fiksasi  arah gerakanya murni.
diberikan pada daerah proximal sendi yang digerakan
4.Support/penyanggaan.
5.bagian yang digerakan harus tersupport  mengurangi kerja otot-otot yang lemah.
Misalnya : Fisioterapis, suspension, sling, papan licin.dll.
6.Traksi ( strech reflex )
7.traksi pada sendi dan otot yang bersangkutan.
8.Mengurangi ketegangan/rileksasi
9.Arah gerakan.
10.Sifat gerakan, gerakan harus terselengara secara ritmis dan betul-betul terkontrol.
11.Pengurangan gerakan, tergantung pada tujuan dan disesuaikan denganderajat otot yang bersangkutan
12.Kerjasama fisioterapis dengan pasien
Efek dan kegunaan :
1.Memberikan stimulasi tentang gerakan yang disadari.
2.Memberikan stimulasi terhadap ingatan ( memory ) dengan cara pasien melihat gerakan yang bersangkutan.
3.Mengembalikan kepercayaan penderita.
4.Meningkatkan/mempertahankan LGS.
5.Meningkatkan kekuatan otot.

3. RESISTED EXERCISE
Yaitu suatu latihan,otot yang bekerja dalam suatu gerakan untuk melawan suatu tahanan.
Tahanan yang diberikan optimal : suatu tahanan yang diberikan pada suatu otot yang berkontraksi, dimana otot tersebut masih bisa bekerja dengan LGS yang penuh dan koordinasi gerakan yang baik.
Jenis-jenis tahanan yang dapat diberikan :
Fisioterapis
Tahanan yang diberikan fisioterapi berlawanan dengan arah gerakan.
Keuntungan : besarnya tahanan dapat diubah-ubah sesuai dengan kemampuan otot.
Kerugian : tidak dapat menjumlah gaya yang diberikan fisioterapi terhadap tahanan sehingga sulit untuk mengevaluasi.
Penderita sendiri :
Dengan mengunakan anggota tubuh yang sehat.
Dengan mengunakan berat badan si penderita.mis : jongkok – berdiri.dll
Keuntungan ; besarnya tahanan dapat diubah-ubah sesuai dengan kemampuan otot.
Kerugian : tidak bisa mengukur berapa besarnya gaya yang dikeluarkan oleh otot itu.
Pemberat
Misalnya ; barbell, sand bag, dll.
Pemberat dan pulley :
Puley rangkaian tali dan katrol





Per ( spring ) dan benda – benda yang elastis :





Zat-zat yang bisa berubah bentuk :
Misal : paraffin, silicon, gel, malam, spon dll.
Air :
Dapat digunakan sebagai pemberat arah : gerakan berlawanan dengan Hkm.archimedes.
Bila yang bergerak kecil  resisten juga kecil.
Bila yang bergerak besar  resisten juga besar.
Faktor-faktor yang membentuk efisiensi otot  kerja :
1.Power/kekuatan
Reaksi dalam tubuh dalam melawan beban/tahanan.
Kekuatan dapat dilatih dengan :
Menggunakan pembebanan yang tinggi ( high resistence )
Pengulangan gerakan yang rendah dan pelan ( low repetition )
2.Endurance/daya tahan otot
Lamanya seseorang/otot-otot mampu berkontraksi/bertahan dalam melawan tahanan.
Latihan yang diterapkan : pengulangan yang sering dan banyak ( low resistance )
3.Besarnya otot
Semakin besar otot,kekuatan semakin besar.
4.Kecepatan kontraksi :
Semakin cepat kerja otot semakin efisien.
5.Koordinasi gerakan : yaitu adanya kerja sama otot-otot.

Teknik resistance exercise :
1.Starting posisi :
2.Pola gerakan ( pattern of movement )
Benar-benar diketahui oleh penderita ( active movement/passive movement )
3.Stabilisasi
Diberikan pada anggota yang letaknya proximal sendi yang bersangkutan.
4.Traksi/tarikan otot
Fungsi : menciptakan stimulasi sehingga otot berkontraksi.
5.Besarnya tahanan : tahanan harus optimal.
6.Sifat gerakan
Gerakan yang halus, full ROM dan terkodinir dengan baik.
7.Pengulangan gerakan ( repetisi )
8.Kerjasama fisioterapis dengan penderita.



3.INVOLUNTARY MOVEMENT
Merupakan gerakan yang tidak disadari, yang dapat diartikan sebagai jawaban terhadap rangsangan sensoris.
Sifat gerakan: protektif / pertahanan
Macam-macam reflek:
1.Stretch reflek
Merupakan spinal reflek yang terjadi oleh karena penguluran otot.
2.Righting reflek
Merupakan rangkaian reflek yang terjadi di dalam mempertahankan keseimbangan tubuh.
3.Postural reflek
Merupakan rangkaian reflek yang terjadi untuk mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tegak / berdiri.
Efek dan penggunaan
1.Memperkembangkan system neuromuskuler, bila voluntary movement, tidak bisa diselenggarakan.
2.Mempertahankan ROM dan sifat fisiologis otot  mencegah perlengketan jaringan
3.Meningkatkan sirkulasi darah
4.Relaksasi otot
5.Meningkatkan / memperbaiki sikap tubuh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar